Tokoh wayang Hyang Anantaboga yang merupakan salah satu dari dua keluarga kelompok besar rasi bintang dalam cerita perwayangan |
Awal cerita, di alam semesta raya terdiri dari dua kelompok besar rasi bintang utama. kelompok yang pertama adalah keluarga besar Maharesi Sucandra atau Caicitra dan yang kedua keluarga besar Hyang Anantaboga. Keluarga Maharesi Sucandra ini disebut sebagai rasi bintang bima sakti dan keluarga Hyang Anantaboga disebut sebagai rasi dunia semesta.
Keluarga besar Maharesi Sucandra menikahkan keturunannya Wara Soma (Bulan indah idaman hati) dengan Raden Respati (Jupiter), putra dari raja Purwacarita. Dalam pernikahkan ini, mereka berdua dikaruniai tiga putra yaitu Raden Anggara (Planet Mars), Raden Buda (Planet Merkurius) dan Raden Sukra (Planet Venus).
Raden Respati pun berkelana meninggalkan Wara Soma dan ketiga putranya untuk bertapa di belantara alam dunia raya. Selama perjalanan menuju bertapa itu ia mengganti namanya menjadi Rasi Wrahaspati (Matahari).
Di lain tempat, Wara Basundari seorang putri Maharasi Antarala pergi berkelana ke belantara alam dunia raya bersama dua pengikutnya. dua pengikutnya ini adalah Mesa Pedro (berbentuk kambing yang disebut rasi Aries) dan Banyak Patra (berbentuk angsa angrem yang disebut rasi Scorpio).
Setelah perjalanan yang panjang akhirnya Wara Basundari(Bumi) tiba di Alasroban (Belantara dekat pertapaan Rasi Wrahaspati). Karena ia kelelahan atas perjalanannya, ia pun beristirahat sejenak. Di tengah istirahatnya tersebut, ia merasa amat lapar. Maka, ia pun memotong dua pengikutnya yaitu Mesa Pedro dan Banyak Patra. Lalu, mencampurkan kedua daging tersebut dan di masak hingga bau sedap kedua daging tersebut menyebar ke segala penjuru Alasroban.
Di tengah pertapaannya, Rasi Wrahaspati mencium bau sedap dari masakan Wara Basundari tersebut. Lalu, ia mencari berasal dari mana bau yang tampak sedap itu. Akhirnya, ia pun menemukan Wara Basundari yang tengah memasak daging kedua pengikutnya.
Setelah pertemuan tersebut, Rasi Wrahaspati jatuh cinta kepada Wara Basundari. Akhirnya ia menikahinya di Alasroban, tempat ia bertapa.
Pernikahan yang dilakukan Rasi Wrahaspati di tempat pertapaannya itu pun terdengar sampai ke telinga Wara Soma. Setelah mendengar berita tersebut, Wara Soma pun bergegas ke tempat pertapaan suaminya dengan amarah yang memuncak.
Wara Soma pun bertemu dengan Rasi Wrahaspati yang sudah menikah dengan Wara Basundari. Pertengkaran pun terjadi antara Wara Soma dengan Rasi Wrahaspati. Pertengkaran tersebut berakhir setelah Rasi Wrahaspati dan Wara Basundari pergi meninggalkan Alasroban dan meninggalkan Wara Soma di sana.
Beberapa tahun kemudian, setelah pertengkaran Rasi Respati dengan Wara Soma, akhirnya ia menjadi raja di negeri Medangkamulyan dengan gelar Prabu Palindriya. Wara Basundari yang menjadi permaisurinya pun berganti nama menjadi Wara Sinta.
Suatu hari, adiknya Wara Sinta yaitu Wara Basuwati datang menjenguk kakaknya ke Medangkamulyan. Ketika kedatangan ke negeri yang dipimpin oleh Prabu Palindriya, Wara Basuwati dijadikannya istri dan permaisuri keduanya itu berganti nama menjadi Wara Landep.
Selama menjadi raja di negeri Medangkamulyan, Prabu Palindriya mempunyai dua permaisuri dan dua puluh enam selir. dari dua permaisurinya ia mempunyai dua putra yaitu Raden Wuduk yang merupakan hasil dengan Wara Sinta dan Raden Wukir hasil dengan Wara Landep. Sementara, dari dua puluh enam selirnya, setiap selir ada satu putra yang mengalir darah Prabu Palindriya.
Suatu kisah, Raden Wuduk ini cukup nakal. Lalu, akibat kenakalannya ini, ia berbuat kesalahan. Kemudian ia pun dipukul kepalanya dengan sendok nasi besar yang terbuat dari kayu dam diusir ibunya. Raden Wuduk sangat sakit hati atas ini semua, lalu, ia pun benar-benar kabur dari rumahnya.
Setelah ia kabur dari rumahnya, ia diangkat anak oleh Brahmana Radi (Penasihat Bumi). Akhirnya ia berganti nama menjadi Raden Radite. Dalam hidupnya setelah diangkat anak oleh Brahmana Radi, ia pun menjadi raja di Gilingwesi dengan gelar Prabu Watugunung.
Komentar
Posting Komentar