“Talk Less Do More” itu adalah sebuah tagline iklan rokok
yang berwarna biru (gak mau sebut iklannya, anti rokok dan gak mau iklan
gratis buat rokok). Tapi, banyak orang yang menggagap Talk Less Do
More lebih baik daripada hanya bicara. Namun, apakah benar dengan Talk
Less Do Moreitu semua akan membaik? Mungkin perlu di artikan ke dalam
bahasa Indonesia terlebih dahulu. Karena cinta saya terhadap bahasa
Indonesia membuat saya membutuhkan google translate danSederet.com untuk
mengartikan kalimat dari bahasa ‘penjajah’ tersebut.
Kalau kata Google Translate , ‘Talk Less Do More’ berarti “bicara kurang melakukan lebih.”
Kemudian kalau kata Sederet.com , ‘Talk Less Do More’berarti “Bicara kurang melakukan lebih banyak.”
Saya pun membuat simpulan bahwa sebenarnya arti dariTalk Less Do
Moreadalah sedikit berbicara tapi melakukan tindakan lebih banyak. Di
sini yang saya perhatikan adalah ‘sedikit bicara’, apakah dengan sedikit
bicara maka pekerjaan yang dilkakukan oleh seseorang akan menjadi lebih
baik. Karena ‘Sedikit Bicara’ itu saya melihat membuat seseorang malah
bekerja lebih individual dan andaikan itu adalah pekerjaan tim, maka
pekerjaan pasti akan mengalami banyak masalah karena ‘sedikit bicara’
tadi.
Pasti yang membaca ini akan ada yang membantah dengan berkata, “Dalam
kalimat tersebut kan tidak hanya ada kalimat ‘sedikit bicara’ saja,
tapi ada kalimat ‘Melakukan lebih banyak’ dan itu lebih baik daripada
cuma berkomentar atau banyak bicara.”
Saya pun kembali menambahkan bahwa sesungguhnya bekerja untuk suatu
proyek apalagi proyek yang membutuhkan kerja sama tim, bila dilakukan
dengan sedikit bicara dan semuanya langsung melakukan apa yang
dipikirkannya maka sistem akan kacau karena tidak ada komunikasi untuk
menyamakan persepsi dalam memulai pekerjaan agar menghasilkan hasil yang
sempurna.
Lalu, saya memandang tagline ‘Talk Less Do More’ itu lebih
membuat seseorang menjadi individual. Karena, bila dia mempunyai tipikal
pekerja tim yang baik, maka ia akan banyak berkomentar dan mengutarakan
pemikirannya agar timnya bisa menyamakan pemikiran kemudian pekerjaan
bisa selesai dengan hasil yang memuaskan.
Saya pun pada akhirnya menentukan bahwa Talk Less Do More belum tentu
membuat hal menjadi lebih baik. Keseimbang antara seseorang yang
‘Demen’ berkomentar dan mengutarakan pendapat serta pemikiran dengan
orang yang bersifat Talk Less Do More (dalam hal ini saya mengartikan
orang seperti ini selalu bisa ‘Legowo’ menerima pemikiran
temannya dan bila ia berpikir pendapat temannya bagus ia langsung
realisasikan, jadi bukan orang yang egois) akan membuat sebuah kerja tim
akan lebih solid.
Lalu saya ingin menghapus tagline ‘Talk Less Do More’ dan mengubahnya
menjadi golongan pekerja. Sementara yang berkomentar dan membuat
rencana adalah golongan pemikir. Karena Talk Less Do More adalah iklan
produk dari bungkus tembakau yang dibakar dan dihisap. Mari, kita
lupakan tagline tersebut!
Talk Less do More
BalasHapusberbicara sedikit melakukan lebih
bukan berarti dengan kita sedikit berbicara maka akan banyak masalah karena kita kurang bicara
maksudnya gini loh
kita itu jadi orang jgn hanya omong doank yang gede :)
tapi kita sebagai orang harus bisa bekerja lebih baik daripada omongan kita
contohnya agan selallu ngomong ini itu ini itu
sedangkan agan sendiri kerjanya cemen :3