Kristal Kecil
(api di malam Villa)




"ini kasus pembunuhan!" semua terkejut, polisi berbaju coklat itu sudah menetapkan keputusan. pesta tersebut pun terpaksa tertunda akibat kasus ini. tawa ria yang tadi terdengar kini semua menjadi berwajah terkejut dan penuh ketakutan. suasana pun menjadi lebih mencekam.

berawal dari sebuah pesta reuni SD hijaubiru angkatan 1990-1991 disebuah villa daerah lembang, bandung ini. rencana awal hanyalah bernostalgia dengan mengumpulkan seluruh angkatannya yang saat total hadir sekitar 23 orang. 

pesta yang awalnya meriah dengan alunan musik mix sehingga semua bergoyang ditengah lampu remang-remang. tiba-tiba listrik mati dan semua berteriak penuh ketakutan hingga lampu utama dinyalakan telah terjadilah pembunuhan tersebut.

"aku tidak percaya, ini malam berdarah," manna, perempuan peserta pesta yang berprofesi sebagai sastrawan tersebut begitu terpukul melihat kejadian ini. para wanita banyak yang menangis, hingga satu wanita yang pingsan.

"kamu siapa?" tanya petugas kepolisian terhadap seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun.
"sepertinya kita harus menjaga semua orang yang ada di sini, pembunuhan masih akan berlanjut," mendengar hal tersebut semua pun menjadi tambah panik.
pemuda tersebut menunjukkan sebuah koin yen bernilai satu sen, hipotesis ia mengatakan bahwa satu sen tersebut bukan sebuah kebetulan tapi sesuatu yang disengaja. 

nuansa semakin mencekam, pemuda yang tidak di kenal tersebut diusir dari sana karena dianggap orang asing yang membahayakan dan villa tersebut pun diamankan oleh polisi.

"aku takut, aku tidak mau mati disini," Rico penuh ketakutan, dia seperti menjadi gila dan tidak bisa diam. teman-temannya yang berusaha menenangkannya diserangnya dengan pukulan-pukulannya. suasana menjadi panas di tengah dinginnya pembunuhan tersebut.

"eh, wita dia masih di kamar sndirian cepat lihat keadaannya," Marshal yang menyuruh Manna hingga ia segera berlari ke kamar dan berteriak lalu jatuh pingsan.

"ini tidak bisa dipercaya, kini dua koin yen 1 sen berada disana, apa pemuda tersebut benar ya," semua pun berkumpul di ruang tengah villa agar tidak ada korban lainnya bersama pengawalan polisi. bila keluar dari situ pun takkan bisa karena malam yang sudah larut sehingga jalan keluar tidak ada penerangan dan sangat berbahaya.

Rico yang sempat menghilang seperti orang gila pun akhirnya bisa tenang dan berkumpul di ruang tengah. semua gemetar kedinginan dan ketakutan. Marshal mencoba tenag daripada yang lainnya dan menenangkan wanita yang penuh ketakutan. sementara itu Manna di letakkan sofa ruang tengah.

"aku mau ke WC," Rika seorang pegawai swasta peserta pesta tersebut juga pun menuju WC bersama Aini. mereka berdua berjalan sangat pelan, gemetar entah mungkin ketakutan lalu Marshall meminta Joko untuk mengikuti mereka dari belakang.

waktu terus berjalan, kini telah menunjukan pukul 01.00 dini hari, polisi pun belum bisa berbuat apa-apa hingga pagi tiba. 

"sial lampu mati," Marshall menggerutu sedikit, semua berteriak ketakutan namun tampak percikan api disana. sedikit dan demi sedikit kini api tersebut menjadi membesar. semua panik dan menuju pintu keluar namun pintu keluar telah di kunci dan kuci tersebut ada di Marshall.

"marshall dimana kamu? buka pintunya donk, kamu yang memegang kuncinya kan?" semua mencari Marshall namun ia tak kunjung merespon. api semakin membesar, rasa panas tersebut sudah merasa di setiap orang di dalam villa tersebut.

"Praaannnngggggg!!!!" 
"cepat kalian semua keluar," terdengar suara pecahan kaca dan mereka semua pun menuju sumber suara dan melarikan diri hingga selamat dari kebakaran Villa.

"siapa kamu?" tanya polisi.
"saya  Seno, hanya seorang mahasiswa biasa,"
"lalu apa yang kamu lakukan disini?"
"lihat pelaku dari kasus ini sudah terjawab!"

Komentar