Waktu
angin menghilangkan waktu
Lia, dia berlari, keringat terus mengucur di tubuh mulusnya itu. rambut panjangnya terurai, pikirannya pun juga terurai saat ini. bagaimana tidak, kini dia mengalami dejavu sudah ke lima kalinya dalam hal yang sama yaitu melihat jam di waktu yang sama.
rabu, 4 juli 2001, pukul 2001
kisah ini terjadi tepat seminggu yang lalu, saat itu haru rabu. Lia sedang berada di tempat perbelanjaan untuk mencari sesuatu.
"halo ma, mama mau nitip apa, nanti ade beliin deh, hehe," mama lia menelpon untuk menanyakan kabar anak bungsungnya tersebut. setelah mematikan telepon lia sambil melihat jam saat itu yang menunjukan pukul 20.01.
malam itu seperti menjadi bukan malam yang luar biasa mengawali sebuah permasalahan, malam itu adalah malam yang biasa bagi lia.
kamis, 5 juli 2001, pukul 20.01
kini Lia sedang berada di kampusnya untuk membuat sebuah acara iseng-iseng dengan teman-teman kampusnya. penuh tawa dan canda memang, hingga bibir lia yang manis lelah dengan tawanya. kini lia terduduk di tengah selasar kampusnya tempat biasa anak-anak berkumpul.
"sayang kamu mau pulang kapan?" tiba-tiba pacarnya menelpon lia menyatakan mau pulang jam berapa dan lia pun sekilas melihat jam, saat itu pukul 20.01. lia belum menyadari hal tersebut, karena lupa dengan canda teman-temannya lagipula baru dua kali terjadi jadi belum begitu merasa aneh.
jumat, 6 juli 2001, pukul 20.01
lia kini sedang berada di kamarnya, terbaring bukan tertidur mata masih terbuka ternyata kini ia sedang telpon-telponan denganpacarnya. sekilas, teleponnya mati karena efek harga murah dari operator. lia pun melihat jam sekilas yang menunjukan pukul 20.01 saat itu. lia masih belum menyadarinya.
sabtu, 7 juli 2001, pukul 20.01
lia sedang berada dikamarnya dan kesal dengan pacarnya yang sibuk tidak bisa mengajaknya mengelilingi waktu dan menikmati malam bersama. ponselnya dilemparkannya ke arah bantal diujung sana dan mata lia menuju ke arah jam weker digital yang berada di atas meja belajarnya.
pukul 20.01, mata lia tak berkedip, jantungnya berdetak dengan keras lalu ia mengambil ponsel yang ia lempar lalu melihat jam berharap apa yang ia lihat berbeda dengan di ponsel.
Bingo! ternyata sama, keringat mengucur, lia mengambil bantalnya dan menutu mukanya karena ketakutan hingga ia tertidur.
minggu 8 juli 2001, pukul 20.01
lia sedang berada dikamar, tiba-tiba matanya melihat ragu ke arah jam digital wekernya yang ada di atas meja belajarnya tersebut. pukul 20.01. lia berlari keluar rumah membuat seisi rumahnya heran dengan tingkah lia.
"ada apa ini? bagaikan kutukan? aku takut," lia nberlari dengan kencangnya dan tidak memperhatikan siapapun yang ada di sana. melewati siapapun ia tidak peduli.
"berlari seperti orang gila hingga ia bertemu denga seorang pria yang berdiri di tengah jalan memeluk atau bisa dibilang menangkap lia.
mereka berdua hilang di bawa debu dan tidak ada siapapun yang menyadarinya.
Komentar
Posting Komentar