Waktu
Tibalah Saatnya
lelah, tubuh seno sangat lemas dan ia terbaring di kasur yang cukup tipis. tubuhnya masi berkeringat, rambutnya 'lepek' denga keringatnya sendiri dan matanya masih terpejam. Mr. X menyiapkan sesuatu kepadanya di sebuah cangkir tampak seperti teh memang namun itu sepertinya adalah ramuan khusus.
awan kali ini sangat mendung, setitik-titik hujan pun turun secara perlahan dan membasahi bumi. matahari telah ditaklukan oleh awan hitam tersebut.
"butuh waktu untukmu mengendalikan waktu," seno terdiam membisu. ia tidak melihat wajah Mr.X dan ingin kembali berlatih namun tidak di izinkan oleh Mr. X.
"dia tidak akan lari kemana-mana,penggunaan jantung spesial oleh Lia membutuhkan waktu setengah tahun dan kamu masih punya kesempatan di lima bulan untuk mematangkan kekuatanmu," seno masih tidak mau menatap Mr.X.
seno kini membaringkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya, melihat sepertinya seno telah tertidur Mr.X pun meninggalkannya. langkah Mr.X semakin menjauh dan seno sedikit demi sedikit membuka matanya lalu bergerak menuju tempat latihannya.
seno berjuang untuk mengembangkan kemampuan mengendalikan waktu agar bisa menyelamatkan lia dan dunia. tubuhnya yang masih lemah pun tetap dipaksakannya. rambutnya rontok sedikit demi sedikit.
"Bodoh!!" Mr.X segera mengangkat seno yang terjatuh pingsan, dengan rambut yang rontok sedikit demi sedikit. wajah Mr.X sangat tampak panik. Tubuh seno seperti mengeluarkan asap dan terasa sangat panas, mungkin dalam teori pengendalian waktu seno terlalu memaksakan diri sehingga dirinya hampir termakan waktu.
"ada apa dengan tubuhku?" Mr.X menatapnya dengan pandangan tajam.
"kau tak sadarkan diri selama tiga hari untung saja aku maish bisa menyelamatkanmu," seno terkejut dan ia terdiam di kasurnya.
"aku siap untuk memulainya lagi!" Mr. X memandangnya dengan tajam disertai anggukan kepalanya mereka berdua menuju tempat latihan biasanya.
5 bulan kemudian . . .
seno kini denga penampilan barunya, rambut yang sedikit gondrong dengan jenggot serta kumis yang menghiasi wajahnya keluar dari tempat latihan. wajah yang masih compang-camping tak menghadang dia untuk tersenyum, lalu Mr.X dari belakang merangkul pundakknya.
"waktumu sudah akan di mulai, majulah dan lakukan apa yang menurutmu itu benar," seno mengangguk dan segera meninggalkan kediaman Mr.X, lima bula menjadi wktu yang singkat ketika semua ini telah terjadi.
Komentar
Posting Komentar