Anak Kecil di Setopan

Anak kecil di lampu lalulintas yang terkadang beberapa orang melihatnya adalah sebuah hal yang lucu

Tampaknya saya pernah memposting tulisan yang intinya seperti ini, Hanya lupa di media atau jejaring sosial mana, jadi tak masalah untuk mengingatkan lagi derita orang bukan untuk disenyumi atau tertawakan.
Setopan” itu bahasa orang Bandung menyebut lampu lalu lintas. Saya ingat pertama kali mendengar kata itu yang terpikirkan adalah lambang lalulintas strip putih dilingkari lingkaran merah (Perboden).

Saya yang mengendarai motor sewaan dari daerah terpencil di Sumedang coret dan Bandung coret ini berhenti seketika lampu merah menyala. Di samping saya ada pasangan yang motornya di bersihkan oleh anak ingusan dengan kenoceng lusuhnya.

Saya melirik ke arah perempuan yang duduk dibelakang untuk memastikan apakah ia cantik atau tidak. Namun, saya melihat perempuan bertampang biasa-biasa itu tersenyum sedikit mengeluarkan giginya melihat seorang anak kecil tampang memelas membersihkan motor dengan ingus yang menjulur ke bawah.

Lalu, saya berpikir, mengapa perempuan itu tersenyum? apakah itu sebuah hal yang lucu? itu harusnya menjadi fenomena yang menyedihkan di mana anak kecil yang harusnya bersenang-senang dengan dunia masanya harus menderita karena di eksploitasi. Seperti inikah kehidupan di negara dunia ketiga, dengan menganggap derita itu sebuah hal lucu?

Komentar