Dunia Ini Milik Pemuda

Sumpah Pemuda menjadi batu loncatan perjuangan Indonesia melawan penjajah demi kemerdekaan bangsa


Generasi muda, sebuah harapan besar untukmerubah sesuatu hal menjadi lebih baik. Generasi muda adala bibit-bibit yang diharapkan tumbuh menjadi pohon yang unggul. Sejarah pun memberikan fakta bahwa generasi mudalah sang penggerak dan perubah.

“29 % dari penduduk Indonesia adalah pemuda yang siap melakukan perubahan, jumlah tersebut sudah lebih dari seperempat jumlah penduduk yang berarti merupakan potensi yang besar,” ujar Dian Aditya Ning Lestari diri dari Indonesian Future Leader di salah satu sesi seminar festival Indonesian Youth Conference.

Dian pun menjelaskan, bahwa negara-negara Eropa dan Amerika sedang dilanda kebingungan karena jumlah generasi muda yang sedikit. Karena itulah, ia menyebut Indonesia mempunyai potensi besar untuk merubah negara ke arah yang lebih baik dengan hadirnya kaum-kaum pemuda.

Ketika, masa kolonial dahulu, pemudalah yang berjuang menggerakan massa dengan keradikalan mereka. Namun, sekarang perjuangan pemuda harus di sesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. Perjuangan bukan lagi dengan cara radikal, namun melihat permasalahan sosial dan menyelesaikannya tanpa menunggu tangan-tangan pemerintah yang lambat.

Pergerakan pemuda di berbagai permasalahan sosial sudah mulai bermunculan. Pergerakkan itu pun dilakukan dengan keahlian dan ketertarikan para pemuda di sebuah bidang. Ada yang di bidang lingkungan, politik, ekonomi dan sebagainya.

Meskipun begitu, jumlah generasi muda Indonesia yang memilih hidup pragmatis pun tidak sedikit. Jumlah para pemuda yang lebih memilih menjalankan hidup menyukseskan diri sendiri saja dengan berbagai cara itu cukup banyak jumlahnya. Salah satu pekerjaan rumah tangga pemuda Indonesia yang sudah mulai sadar dengan permasalahan yang banyak terjadi di negara ini.

Kaum Pragmatis dan Pemerintah
 Di masa kini, mirisnya kaum pragmatis inilah yang memimpin negara. Hasilnya pun bisa dilihat, mereka hanya mengejar kejayaan untuk mereka sendiri, negara dan bangsa bukan tujuan utama mereka.
Kaum nasionalis yang harusnya menjadi pelopor penggerakan tersingkir dari bangku pemerintahan akibat cara bermain kaum pragmatis yang menghalalkan segala cara dalam meraih kejayaan. Akhirnya, kini banyak kaum pragmatis yang terjebak hukum karena berbagai tindakan mereka seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan sebagainya.

Legislatif yang harusnya menjadi pengawas eksekutif malah bereuforia menggunakan dana yang ada karena tidak ada yang mengawasi mereka secara berkala. Akhirnya kaum legislatif yang 99% di isi kaum pragmatis ini hanya pusing mengurusi masalah sendiri dan lupa akan pekerjaan kenegaraan.
Inilah saatnya generasi muda memutuskan dominasi generasi pragmatis yang menjadi senior mereka.

Bergerak sebagai nama satu bangsa dan membawa negeri kepulauan terbesar Asia Tenggara ini ke arah yang lebih baik.
“Dunia ini adalah milik kalian, pemuda,” ujar Drs. Suyadi yang lebih terkenal dengan nama Pak Raden di sela-sela sesi surprise festival Indonesian Youth Conference 2012.

Komentar