Jejak Presiden Indonesia

Habibie, si genius yang menjadi presiden Indonesia dengan rentan waktu yang cukup singkat, karena banyak yang persepsi Beliau masih berbau orde baru

(Semua tulisan tentang jejak presiden Indonesia ini murni subjektif penulis dengan pengalaman dari buku sejarah dan kenyataan yang dirasakan penulis.)

Hampir 67 tahun Indonesia merdeka sudah merasakan enam tangan kepemimpinan (presiden). Nasib yang diterima pun beragam,namun dominan nasib yang diterima bangsa ini adalah kesengsaraan. Belum ada presiden yang berhasil membuat rakyatnya minimal merasakan tidak ada korupsi di negara ini, maksimalnya sejahtera dan tingkat harapan hidup tinggi. Sekarang kita bahas ke enam pemimpin negara yang memiliki beribu-ribu pulau ini.

1. Soekarno
 Walaupun ia punya masa-masa kelam ketika menjadi presiden Indonesia. Presiden pertama yang juga plokamator ini punya peran penting sampai Indonesia bisa merdeka. Kalau pandangan saya, Soekarno adalah manusia Indonesia yang hampir mencapai status ultranasionalis. kalau bangsanya dihina oleh bangsa lain, tak segan-segan ia melakukan aksi yang kontroversial. Berbeda sekali dengan ‘presiden palsu’ (SBY) ketika bangsa di hina, ia cuma bisa bilang, “Saya turut prihatin.”

2. Soeharto
Presiden kedua Indonesia meraih statusnya sebagai pemimpin Indonesia setelah melakukan kudeta terhadap presiden pertama. karmanya, ia akhirnya di tuntut mundur di akhir rezimnya. Diktaktor yang mengaku bapak pembangunan tapi suka ngutang ini kalau dari luar terlihat seperti membangun indonesia secara signifikan dengan berbagai proyek Pelitanya (Pembangunan Lima Tahun). Namun, entah apa yang terjadi di belakang itu sampai banyak sumber daya alam Indonesia jatuh ke tangan asing dengan kontrak jangka panjang. Belum lagi korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh presiden kedua indonesia yang memiliki julukan bapak pembangunan.

3. Habibie
Masa jabatan yang singkat dari presiden ketiga Indonesia yang memiliki julukan si Jenius ini sangat miris. Pasalnya, ia dituduh masih ada pengaruh Soeharto di masa kepemimpinannya. Kemudian, ia pun juga banyak di kecam setelah Timor-Timor (Sekarang Timor Leste) memerdekakan diri yang berarti lepas dari Indonesia. Seandainya, ada kesempatan si jenius ini memimpin Indonesia sampai satu periode saja (5 tahun) mungkin ada sesuatu yang berbeda di Indonesia. Lalu, Habibie merupakan satu-satunya presiden yang bukan berasal dari tanah Jawa. Tapi, cibiran umum mengatakan bahwa Habibie menjadi presiden adalah suatu kecelakaan.

4. Abdulrahman Wahid (Gusdur)
Bisa dibilang seorang presiden yang unik, presiden keempat ini pun tidak bertahan sampai lima tahun ketika menjadi presiden. Setelah, ia mengumumkan akan mengeluarkan dekrit presiden yang berisi membubarkan MPR dan DPR. Namun, seharusnya ada penyelidikan lebih lanjut kenapa sampai seorang gusdur ingin membubarkan MPR dan DPR, mungkin ada warna hitam di dua lembaga tersebut sehingga lebih baik di bubarkan dan katakan ‘bullshit’ terhadap trias politica’.

Sepertinya, presiden keempat Indonesia ini menjadi presiden di saat yang tidak tepat. pasalnya, mantan aktivis ini sudah lansia dan kesehatannya pun tidak begitu baik.

5. Megawati
Si pemalu, itu pendapat saya tentang presiden perempuan pertama Indonesia ini. Status sebagai anak proklamator Indonesia. Tapi, sifatnya berlawanan dengan ayahnya. Megawati lebih pendiam, tidak seperti ayahnya yang mempunyai julukan Singa Podium, Pidatonya bisa menghipnotis massa. Pada masa si presiden perempuan pertama ini, yang paling ia banggakan adalah pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) walaupun pada masanya juga beberapa BUMN jadi milik asing.

6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
SBY begitulah ia lebih di kenal. Presiden yang menjadi idola emak-emak ini mengalami penurunan drastis kualitasnya sebagai presiden. Setelah periode pertama berpasangan dengan Jusuf Kalla bisa dibilang cukup sukses. Presiden yang kerap dihubungkan dengan bencana di Indonesia ini (dari Tsunami sampai timnas Indonesia kalah di piala Asia gara-gara dia Nonton) saya sebut sebagai ‘presiden palsu’. kalimat ‘presiden palsu’ saya adaptasi dari taktik timnas Spanyol di piala Eropa 2012 yaitu ‘Si nomor 9 Palsu’. Taktik spanyol tersebut tidak menggunakan pemain depan, sehingga pemain depan yang ada merupakan gelandang yang bertugas sebagai gelandang. Jadi, bisa dibilang striker palsu gitu atau bahasa kasarnya striker boong-boongan. Nah, itu saya hubungkan dengan SBY yang lebih aktif di Partainya yang berwarna biru dan bernama Demokrat daripada negara yang ia pimpin. Kesuksesannya di periode pertama (2004-2009) ada indikasi karena ia bersama Jusuf Kalla, dan memang JK (panggilan Kalla) terlihat lebih aktif sebagai seorang pemimpin negara di bandingkan sang presiden palsu itu. Jadi, pada periode pertama bisa disebut Indonesia hanya memilik satu orang pemimpin yaitu Wakil presidennya.

Periode kedua, SBY dan JK pun cerai, setelah si presiden palsu (SBY) kembali terpilih, ia pun berpasangan dengan Boediono ‘sang profesor’. Memang sang profesor tampak keren ketika bergandengan dengan SBY. Namun, ternyata sang profesor sepertinya hanya bisa ngopi di ruang tengah istana negara dan memikirkan negara ini alias nggak ngapa-ngapain. Sekalinya ngebacot langsung di kecam (tentang Adzan). Tapi, satu hal yang diunggulkan SBY adalah konsistensinya mengucapkan kalimat ‘Saya turut prihatin’ bila ada bencana dan TKI yang sengsara di negeri orang. Selain itu, Ngambekannya menjadi ciri khas tersendiri dari presiden keenam Indonesia ini.

Kalau, Presiden pertama Indonesia saya berikan status hampir mencapai manusia indonesia yang ultranasionalis. Kalau SBY saya beri sebutan salah satu manusia Indonesia yang pragmatis. Apapun yang terjadi pada rakyatnya yang penting mah masalah partai Demokratnya beres. TKI mau sengsara kek atau di hukum mati, tampaknya bukan merupakan hinaan baginya sebagai pemimpin bangsa Indonesia.

Komentar