"Komentar" Salah atau Benar?

Foto Illustrasi : 'Komentar' bukan hal sepele dan juga bukan kegiatan yang tidak penting, Komentar adalah tanggapan atas kepedulian seseorang terhadap suatu hal

“Elu mah cuma bisa ngomong doang, tunjukkin dong aksi nyata elu,” ujar seorang pemuda kepada temannya di taman kampusnya. TIba-tiba mereka berdua terdiam beberapa menit lalu segera meninggalkan taman tersebut tanpa bersuara satu kata pun.

ngomong doang saya artikan menjadi berkomentar terhadap sesuatu. Banyak orang yang bilang, “Ngapain elu berkomentar tentang orang lain, padahal diri elu aja belom benar!” pertanyaan saya apakah berkomentar tentang suatu hal tidak boleh jika kehidupan kita saja masih berantakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Komentar” bermakna Ulasan atau tanggapan atas berita, pidato dan sebagainya. Lalu, saya artikan bahwa komentar bukanlah tanggapan dari seorang ahli, tapi pandangan seorang awam terhadap suatu peristiwa. Lalu, dosakah seorang awam berkomentar tanpa aksi nyata?

Kalau, orang awam dinilai tidak pantas untuk berkomentar, berarti sama saja orang awam harus bungkam. Lalu, makna kalimat, "berkomentar tanpa aksi nyata?" malah melahirkan pertanyaan, "aksi nyata itu memang seperti apa?" pandangan saya komentar pun aksi nyata dari sebuah kepedulian terhadap suatu peristiwa. Mengapa banyak manusia yang meremehkan komentar?

Republik ini saja bebas membiarkan bangsanya berbicara tapi kenapa ada oknum yang kesal bila ada komentar miring tentang suatu hal. Apakah ada kepentingan terselubung sehingga menimbulkan meningkatnya emosi?

seribu tanda tanya mewarnai tulisan saya ini, karena kasus “Komentar itu dosa” seolah republik ini masih otoriter. Mungkinkah kebiasaan lama masih menjamur saat orde baru berkembang sehingga orang yang berkomentar dianggap menganggu?
Percayalah bahwa kebenaran lahir karena kebiasaan. Kebenaran di dunia ini hanya sebuah ilusi.

Komentar