![]() |
1979 menjadi masa terakhirnya SKALU (Sekretariat Kerja Sama Antar Lima Universitas) dalam menjaring para lulusan SMA untuk menjadi mahasiswa di lima perguruan tinggi negeri tersebut. Walaupun sistem SKALU terus disempurnakan dalam menjaring mahasiswa, akhirnya sistem ini digantikan dengan alasan lima universitas masih terhitung sedikit.
Akhirnya pada tahun 1979 ditetapkan sistem baru yaitu dinamakan Proyek Perintis Satu yang lebih dikenal dengan SKASU (Sekretariat Kerja Sama Antar Sepuluh Universitas). Tujuannya jelas untuk menjaring lebih banyak universitas negeri. Keanggotaan SKASU pun ada sepuluh, yaitu anggota lama SKALU (Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Universitas Airlangga) ditambah lima universitas lagi yaitu, Universitas Padjadjaran, Universitas Dipenogoro, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November dan Universitas Sumatera Utara. Dalam sistem ini akhirnya tergabung universitas negeri dari luar Jawa.
Sistem dari SKASU ini peserta mempunyai tiga pilihan di tiga universitas dan program studinya. Pada masa ini, sepuluh universitas yang telah bergabung membuat pilihan mahasiswa semakin luas. Walaupun dalam sistem ini daerah timur Indonesia masih jarang disentuh dalam peningkatan perguruan tingginya.
Empat Proyek
Karena nama asli dari SKASU ini adalah proyek satu, maka dalam sistem kedua setelah SKALU ini terdapat juga proyek dua sampai empat. Semua proyek perintis tersebut merupakan proyek seleksi menuju perguruan tinggi dengan harga yang lebih murah.
UI, IPB dan UGM (Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa ITB juga bersama mengadakan tes proyek perintis dua ini) yang merupakan tiga universitas terbesa saat itu akhirnya membentuk seleksi masuk yang mereka buat tanpa sistem tes. Proyek ini dinamakan sebagai Proyek Perintis Dua.
Selain itu, dua puluh tiga perguruan tinggi negeri lainnya mengikuti jejak proyek perintis 1 (SKASU) yang mereka beri nama ‘Proyek Perintis,’ atau bisa dibilang ini adalah proyek perintis tiga. sistemnya tidak jauh beda dengan SKASU hanya saja dalam Proyek Perintis lebih banyak pilihan perguruan tinggi negerinya.
Kemudian, sepuluh Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) mengembangkan sistem serupa dengan tes seleksi bersamaan. Sistem ini pun terlihat tak terintegrasi antar universitas, bahkan ada diskriminatif antar universitas seperti pada Proyek Perintis satu (SKASU) yang diisi oleh universitas besar dan juga proyek perintis dua yang diisi tiga universitas terbesar saat itu. Sehingga umur dari proyek ini pun juga hanya empat tahun 1983 setelah Mendiknas mengambil langkah untuk mencapai sistem penerimaan mahasiswa yang lebih baik.
Walaupun sistem proyek perintis ini banyak jenisnya dan belum sempurna, setidaknya lebih baik daripada SKALU awal yang membuat banyak calon mahasiswa terlantar akibat sistem yang bertahap-tahap.
———> Selanjutnya “Anak Proyek Perintis”
Sumber :
http://spmblover.18.forumer.com/a/sekilas-tentang-spmb_post23.html
http://m-wali.blogspot.com/2012/01/sejarah-dan-transformasi-spmb.html
http://papa-xp.blogspot.com/2012/01/sejarah-dan-transformasi-spmb.html
http://rusiawan.wordpress.com/2008/07/02/snmptn-was-senam-ptn/
Komentar
Posting Komentar