Mengejar Mimpi



Kim menelpon ke Korea tentang keadaannya sekarang.

Timor Leste, sebuah negara yang baru merdeka di abad ke-21 yang di awal kemerdekaan masih di picu berbagai konflik. dari daerah konflik inilah timbul sebuah cerita dari bocah-bocahnya yang mempunyai mimpi.

Kisah dimulai dari perjalanan Kim, lelaki yang berasal dari Korea sedang berencana untuk berbisnis di Indonesia. Namun, ternyata ia ditipu dan mengalamu kejadian di hutan Sumatra yang membuatnya di bawa ke rumah sakit di Medan.

Lalu, ia bertemu dengan seorang perempuan yang menceritakan tentang Dili, Ibukota dari Timor leste. hingga, akhirnya ia tertarik untuk ke sana dan memulai bisnis barunya.

sesampainya di Dili dan beberapa kejadian penipuan yang hampir menimpanya akhirnya ia bertemu Park. salah seorang pekerja di kedutaan besar Korea untuk Timor Leste. Kim akhirnya menceritakan semua kisahnya kepada Park, hingga akhirnya ia berbisnis perlengkapan olahraga di Timor Leste.

Ide ini langsung di tanggapi negatif, karena Park melihat kondisi TImor Leste dengan harga-harga yang ada di Toko Kim. Namun, Kim tetap bersikeukeuh untuk menjual perlengkapan olahraga, karena melihat antusias masyarakat sekitar dengan sepakbola.


Park melihat barang jualan dari Kim dengan harga yang cukup mahal dan ia mengkritik hal ini.

Ternyata benar saja apa yang dikatakan Park, Toko Kim sepi pengunjung bahkan ada yang mengunjungi dan ketika melihat harganya langsung marah. Kim yang sudah putus asa, akhirnya mempunyai ide untuk menjual sepatu sepakbola kepada anak-anak yang sempat ia lihat sangat antusias dengan sepakbola. Kim membuat aturan mereka membayar satu dollar per hari. Lalu anak-anak pun mengiyakan apa yang dikatakan Kim
tersebut.


Sampai akhirnya Kim membuat sebuah tim sepakbola yang berisikan anak-anak Timor Leste yang ia nilai bertalenta. Kim pun berjanji jika latihan bersamanya anak-anak ini bisa menggapai mimpi ke liga profesional di Indonesia. Lalu, Kim juga ingin membawa anak-anak ini ke kejuaraan di Hiroshima, Jepang dengan nama Tim Nasional Timor Leste.


Dalam perjalanan mereka untuk ke Jepang dilanda berbagai masalah. Masalah yang timbul dari bagaimana cara mereka ke Jepang sampai pada masalah internal tim. dua pemain dari tim Kim yaitu Ramos dan Montovio tidak akur. Hal ini dikarenakan masa lalu mereka berdua, jadi paman dari Ramos menembak mati ayah dari Montovio. sehingga sempat terjadi adu Jotos antar mereka berdua dari saat latihan sampai pada pertandingan melawan tim setempat.


Tua yang akhirnya masuk tim setelah sebelumnya Kim menilai postur tubuhnya tidak cocok untuk bermain sepakbola

Setelah ada kabar bahwa Kim akan kembali ke Korea, Ramos memiliha jalan mencuri untuk bisa ke Indonesia. Hingga akhirnya Ramos tertangkap polisi dan teman-temannya memanggil Kim di Airport dan memberitakan masalah Ramos kepadanya. Akhirnya Kim memberikan sisa uangnya untuk membebaskan Ramos dan dari sini mimpi mereka untuk bertanding di pertandingan internasional kembali tumbuh karena
Kim tidak akan kembali ke Korea.


Kim yang gagal mendapatkan tiket pesawat sedang mensyukuri atas turunnya hujan yang tetap menjaga semangatnya membawa anak-anak ke Jepang

Kim, Park dan anak-anak Timor Leste ini punakhirnya berhasil sampai di Jepang dan bertanding di sana sebagai timnas Timor Leste. harapan yang besar muncul dari berbagai masyarakat di Dili. Tim Kim berhadapan dengan Jepang pada awal kejuaraan. sempat tertinggal dua gol, namun akibat Montovio yang membantu Ramos untuk bangun karena terjatuh, mereka berdua menjadi kompak dan akhirnya bisa menyamakan angka. terakhir, Tua yang bertubuh mungil berhasi memanfaatkan bola muntah dan menghasilkan gol dan membuat kemenangan jatuh di tangan Timor Leste.
masyarakat TImor Leste begitu gembira, Kim dan Park pun juga. Perjuangan mereka selama ini tidak sia-sia. semua bereuforia, bocah dari daerah timur Indonesia ini begitu bahagia merasakan kemenangan di
pertandingan internasional pertama mereka.


Euforia Kim, park dan bocah-bocah Timor Leste setelah berhasil memenangkan pertandingan.

Film ini bukan merupakan sebuah Film yang spesial. seperti berbagai film tentang sepakbola lainnya yang penuh denga perjuangan. Namun, yang dilihat disini adalah dari sudut pandang Kim sebagai pelatih sepak bola. Semangatnya menyatukan bocah-bocah yang mempunyai bakat hingga ia merelakan barang bisnisnya untuk dipakai oleh anak-anak ini. Bahkan ia merelakan pekerjaan di Seoul untuk melatih sepakbola sebuah sekolah dengan gaji yang cukup besar untuk melatih bocah-bocah tersebut.

Nuansa Proximity pun terasa bagi bangsa Indonesia, apalagi mimpi bocah-bocah tersebut adalah menuju liga Indonesia. Hal tersebut bisa menimbulkan sebuah perasaan bangga walaupun kenyataannya liga Indonesia itu seperti yang tidak bisa disebutkan dengan kata-kata.

Satu kata yang sangat saya ingat dari film ini adalah, “Apa kalau miskin tidak bisa bermimpi?” semua orang mempunyai mimpi dan tidak ada yang bisa melarang mimpi setiap orang, mau dia miskin atau kaya, jelek atau ganteng, buruk atau cantik, tinggi atau pendek, semuanya bisa bermimpi dan jika berusaha maka mimpinya akan tercapai.

Komentar