Pemimpin Negara : Konsep atau Prihatin?

Pusat Olahraga Senayan, Stadion Glora Bung karno yang pernah menjadi stadion termewah pada masa awal-awal di buat


Pemimpin negara, kira-kira apa ya tugasnya? apakah hanya menyambut tamu yang datang atau sekedar mengunjungi negara lain karena undangan. Lalu, datang ke daerah-daerah bencana dan mengatakan, "Saya turut prihatin." Mungkin juga sekedar curhat masalah gaji pemimpin negara yang tak kunjung naik atau ngambek dikatakan kerbau oleh rakyatnya.

Pemimpin negara juga bukan orang yang bekerja mati-matian seperti babu di lapangan. Ia tak mungkin mencangkul tanah untuk menanam padi demi swasembada. Ia juga tak mungkin nafsu menanam kedelai sendirian demi menyalamatkan warganya yang bekerja sebagai penghasil tahu dan tempe.

Lalu, seperti apa tugas pemimpin negara itu? Dalam kenyataannya, pemimpin negara mempunyai anak buah yang mengurusi berbagai bidang penting dalam sebuah negara. Dengan kata lain, di sini pemimpin negara harus pintar merencanakan program-program yang sesuai untuk memajukan bangsanya. Pemikirannya tidak dibatasi harus mengikuti ideologi partai atau semacamnya, pemimpin negara harus dibiarkan berpikir liar untuk merencanakan sebuah program pembangunan yang sempurna untuk negara dan bangsanya.

Kembali tahun 1957, Ir. Soekarno yang menjadi presiden pertama Indonesia memiliki gagasan untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke kota Palangkaraya di tengah pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan bisa dibilang adalah pulau yang paling aman di Indonesia karena sangat kecil kemungkinan diserang gempa atau semacamnya.

Soekarno yang mempunyai latar pendidikan insinyur sipil, ia merancang sendiri denah awal pembangunan ibu kota yang baru. Sedikit bayangan, seorang pemimpin negara yang zaman sekarang sibuk pergi keluar negeri, entah itu kunjungan ke negara lain atau sekedar check up kesehatan. Soekarno masih menyempatkan waktu membuat konsep perpindahan ibukota negara. Simpulan, bahwa pemimpin negara harus mengorbankan waktunya untuk memikirkan perencanaan jauh ke depan untuk negeri yang di pimpinnya.

*
China Kekuatan Ketiga
Pada tahun 1960, dunia terbagi menjadi dua kekuatan yaitu Blok barat dengan USA dan blok timur oleh USSR. Namun, Soekarno melihat bahwa RRC nantinya akan menjadi kekuatan dunia yang ketiga untuk bersaing dengan kedua blok tersebut. Lalu, ia ingin menjadikan Indonesia menjadi kekuatan dunia keempat yang menjadi pesaing ketat dengan kekuatan tiga negara lainnya.
Oleh karena itu, untuk bisa menjadikan Indonesia menjadi kekuatan dunia ke empat, hal yang harus ditonjolkan adalah Politik dan Olahraga. Kemudian, lanjut aksi protes Soekarno pada Asian Games 1962, saat itu Indonesia menjadi juara kedua. Tapi, tak dianggap dan Soekarno pun membuat perhelatan akbar olahraga serupa yang di namakan Games of News Emerging Forces (Ganefo) pada tahun 1963 dan Indonesia menjadi juara ketiga.

Soekarno yang berjuang untuk memperkuat politik dan olahraga Indonesia akhirnya membuat konsep pemusatan daerah untuk berpolitik dan olahraga di kawasan Senayan. Perjuangan untuk menjadikan Indonesia menjadi negara kekuatan ke empat dunia menghabiskan cukup banyak dana. Walaupun begitu, setidaknya perencanaan konsep tertata rapi, tidak seperti sekarang. Semuanya berantakan bahkan Ibukota negara sudah seperti tak berbentuk kota lagi sampai terakhir Ibukota di pimpin oleh pria berkumis bernama Foke. 

Kemudian, Rencana Soekarno membangun pemusatan daerah berpolitik dan olahraga, tidak membuat sekitar daerahnya menjadi pusat bisinis. Pusat perbelanjaan direncanakan di bangun di daerah Sarinah bukan dipenjuru ibukota. Sayangnya rencana itu hanya menjadi abu, ketika Soekarno tidak menjadi presiden lagi, semuanya menguap bagaikan angin dan berubah 180 derajat seperti sekarang.

Komentar