Pencemaran Laut, Paus Terdampar



Juni-Juli adalah saatnya berbagai jenis Paus atau Hiu untuk bermigrasi. Saat itu pula akan banyak kejadian kasus Paus atau Hiu terdampar. Beberapa waktu lalu ada paus sprema dan hiu paus yang terdampar di garis pantai Indonesia. Apakah penyebabnya?

Beberapa analisis para ahli mengenai kasus mamalia laut seperti paus dan Hiu terdampar adalah faktor ekologis. Mamalia laut tersebut biasanya menghindari daerah perairan laut yang tercemar dan zona penangkapan ikan. Dua kegiatan tersebut biasa dilakukan pada laut dalam, kemudian akhirnya mamalia ini mencari area aman dan terbawa arus akhirnya sampai ke daratan.

Pencemaran air laut tidak hanya kualitas air yang tidak bagus, tapi juga pencemaran suara yang diakibatkan suara mesin kapal dan kilang minyak dan gas. Pada tahun 1950, sebelum tingkat aktivitas manusia di laut dengan menggunakan mesin belum begitu tinggi, mamalia laut saling berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan sonar untuk melakukan berbagai aktivitas seperti makan dan migrasi.

Sonar adalah teknik navigasi suara yang menjalarkan suara dalam air untuk mengetahui kondisi di bawah air laut. Mamalia laut menggunakan cara ini secara ilmiah untuk berkomunikasi satu sama lain. Namun,  aktivitas kapal kargo dan beberapa kapal besar termasuk juga militer serta kilang minyak dan gas merusak pendengaran mamalia laut ini. Akhirnya, komunikasi yang terganggu membuat para mamalia laut ini sulit untuk bertahan hidup di laut yang tercemar.

Bunuh Diri

Selain itu, ada indikasi bahwa mamalia laut tersebut terdampar karena beberapa faktor internal dari mamalia itu, antara lain seperti, sakit, disorientasi atau bunuh diri. Ada kebiasaan para paus ketika bermigrasi, lalu ada rekannya yang sakit, maka paus yang lebih kuat akan melindungi si paus sakit tersebut selama bermigrasi. Saat dilindungi, tampaknya paus yang sakit ini sudah kelelahan selama bermigrasi sehingga ia menyerah dan putus asa. Ini faktor disorientasi, yang akhirnya membawa paus ke pilihan untuk bunuh diri saja karena sudah tak mampu mengikuti migrasi.

Terlihat ada hubungan antara pencemaran air laut dan keputusan bunuh dirinya mamalia laut. Andaikan seekor Paus dalam keadaan sakit tetap harus menjalankan migrasi, maka kondisinya yang lemah itu akan dilindungi oleh paus yang lebih kuat. tapi, kondisi air laut yang tercemar dan juga pencemaran suara yang semakin meningkat. Membuat komunikasi antar paus yang sedang bermigrasi tersebut kacau. Selain itu, tingkat stress paus yang pendengarannya kacau akibat pencemaran suara di dalam laut membuat paus tersebut menyerah dan mengikuti arus hingga sampai di daratan.

Simpulan dari semua ini adalah terdamparnya paus akan semakin meningkat beriringan dengan pencemaran air laut dan suara di bawah laut yang dilakukan manusia.

Sumber :
http://io.ppijepang.org/cetak.php?id=142
http://atjehpost.com/
http://news.detik.com/

Komentar