FlashMob, Promosi dan Sekedar Eksistensi

FlashMob gerakan tarian beramai-ramai yang mulai muncul di Amerika pada awal tahun 2000-an



FlashMob sedang menjadi kegiatan yang ramai dilakukan oleh para pemuda Indonesia di berbagai wilayah. Gerakan tarian yang dilakukan bersama-sama di tempat umum sudah banyak dilakukan di pusat perbelanjaan, jalanan ketika hari tanpa kendaraan, kampus dan tempat-tempat umum lainnya. Lalu, apakah tujuan dari FlashMob ini sebenarnya dan dari mana asal awalnya gerakan beramai-ramai ini?

FlashMob adalah budaya pop yang berkembang di Amerika yang merupakan gerakan dilakukan sekelompok besar orang yang tak saling kenal dengan tujuan mengkampanyekan kegiatan anak muda tanpa kekerasan. Gerakan ini pertama kali muncul pada tahun 2003 dipelopori oleh Bill Wasik, editor senior dari majalah Harper's. Namun, gerakan yang diadakan di pusat kota Manhattan, NewYork ini gagal. Baru gerakan yang kedua berhasil dengan dihadiri 130 orang.

Namun, gerakan yang awalnya bertujuan untuk memperlihatkan anak muda tanpa kekerasan ini berubah tujuan menjadi mempromosikan beberapa produk minuman dan media massa. Akhirnya, lambat laun, gerakan FlashMob berubah haluan tujuan menjadi mengejar eksistensi. Bahkan, para peserta yang mengikuti FlashMob sendiri banyak yang tak tahu tujuan mengapa ia melakukan tarian-tarian tersebut di tempat umum.

Setelah produk minuman dan media massa memanfaatkan FlashMob sebagai perantara promosi. Kini, giliran kampus-kampus mulai giat berFlashMob ria, bahkan salah satu kampus meraih rekor Muri dari aktivitas FlashMob ini.

Sayangnya, aksi rangkaian gerakan yang dilakukan bersama-sama ini tidak menghasilkan satu pergerakan yang berarti. Hasil yang diperoleh dari para pelaku FlashMob hanyalah senang karena menari-nari beramai-ramai dan kelelahan setelahnya. Lagipula, gerakan beramai-ramai ini bukanlah sebuah hal yang baru dan bisa dibilang para pemuda kembali mengikuti hal yang sudah ada alias 'Followers'.

Sebenarnya, masih banyak yang harus dilakukan para pemuda Indonesia selain sekedar menari-nari beramai-ramai ditempat umum tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Pemuda Indonesia bisa berdiskusi dan melakukan gerakan nyata yang mepunyai hasil akhir yang lebih berguna.

Komentar

Posting Komentar