Kisah Banjir Kanal Jakarta



Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta sudah memasuki tahapan kampanye. Dua calon yang tersisa, yaitu satu calon inkumben dan satu lagi pendatang baru dari tanah Solo. Persiapan sebelum kampanye kedua kubu sangat matang, pendatang baru sudah memulai persiapan kampanye putaran kedua dengan perjuangan kata-kata dan video di dunia maya. Sementara, calon inkumben berjuang dengan seribu spanduk ucapan terima kasih kepadanya dari warga.

Fokus kali ini tidak kepada perjuangan dunia maya oleh calon pendatang baru dari Solo, tapi lebih ke calon inkumben dengan seribu spanduk ucapan terima kasih atas program-programnya selama lima tahun kebelakang yang sepertinya berbeda dengan kenyataannya. Namun, akhirnya spanduk ucapan terima kasih ini menjadi bahan lelucon bahwa, ucapan terimakasih itu adalah tanda perpisahan si calon inkumben ini sebagai gurbenur DKI.

Ketika masa kampanye sudah di mulai, calon inkumben yang lebih banyak berkampanye ria di media konvensional berbeda dengan saingannya yang begitu tenar di dunia maya menampilkan sebuah kampanye yang membanggakan dirinya karena Banjir Kanal Timur. Karena dengan adanya Banjir Kanal Timur, banjir di Jakarta bisa diminimalisir. Lalu, pertanyaan pun muncul, apakah Banjir Kanal Timur si calon inkumben ini yang buat sehingga ia amat bangga sekali?

Sejak Zaman Belanda
Jakarta sudah menjadi kota yang selalu terancam banjir bukan hanya saat periode 1990-an saja, tapi sudah sejak tahun 1600-an. Namun, karena pembangunan yang tidak tertata rapi membuat banjir yang datang semakin besar. Menurut Jakarta.go.id pengagas dari Banjir Kanal ini adalah H Van Breen dari Burgelijke Openbare Werken (BOW). BOW ini pun kini menjadi cikal bakal dari Departemen Pekerjaan Umum (PU).

Van Breen menggagas Banjir Kanal ini  pada tahun 1920 setelah pada tahun 1918 Jakarta dilanda banjir yang cukup besar. Fungsi Banjir Kanal ini sendiri adalah pengendalian aliran air dan mengatur volume sungai CIliwung.

Ketika Banjir Kanal gagasan Van Breen sudah tidak mampu mengendalikan aliran sungai Ciliwung dan banjir. Maka, pada tahun 1973 dicanangkan perluasan Banjir Kanal yang digagas Van Breen dengan masterplan mengikuti gagasan Van Breen saat itu. Namun, pembangunan Banjir Kanal yang baru ini (nantinya bernama Banjir Kanal Timur) sedikit tersendat.

Tahun 1997 rancangan kembali di detailkan oleh desain Nippon Koei, kemudian pada tahun 2003 Banjir Kanal Timur ini mulai dibangun yang dicanangkan oleh presiden yang menjabat saat itu. Lalu, pada 2010 kemarin Banjir Kanal Timur ini selesai dibuat.

Melihat hal tersebut, sebenarnya Banjir Kanal Timur ini bukan proyek dari si calon inkumben selama menjabat lima tahun kebelakang. Tapi, merupakan proyek lama dari tahun 1973, lalu apa alasannya membanggakan Banjir Kanal Timur yang hanya waktu selesainya saja pada masa dia tapi terasa seolah-olah jasanya yang bisa menyelesaikan banjir kanal tersebut?

Komentar