Bendera kuning di pegang sekitar sepuluh orang yang berada di sepuluh motor berbeda. Lima mobil minibus dan dua bus kecil (seperti kopaja) pun mempunyai aksesoris bendera kuning tersebut. Tugas para motor yang memegang bendera kuning tersebut adalah mensterilkan jalan agar para minibus dan bus kecil berbendera kuning bisa lewat dengan lancar tanpa halangan.
Satu minibus sirine berbunyi di posisi paling depan di antara minibus lainnya. Kendaraan sekitarnya pun akhirnya mengalah karena keberingasan para pengendara motor dengan bendera kuning yang memaksa kendaraan tersebut berhenti sampai rombongannya lewat. Ada salah satu bapak menanggapi aksi mereka dengan muka kesal.
Mengiringi Jenazah merupakan kewajiban bagi umat agama tertentu, tapi mengiringinya bukan dengan berbondong-bondong dengan menggunakan kendaraan yang banyak dan mematikan lalu lintas walau hanya sesaat. Belum lagi, para pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm. Selain itu, mereka yang mengiringi pun banyak yang melanggar aturan lalu lintas. Niat baik untuk mengiringi jenazah bisa jadi malah membuat si pengiring juga menjadi jenazah.
Fenomena yang saya lihat tadi pagi sungguh lucu, jadi si pengendara motor yang memegang bendera kuning dan tanpa helm itu memberhentikan truk dan mobil lainnya agar si kendaraan pengiring jenazah bisa lewat tanpa hambatan. Namun, bukannya si mobil pembawa jenazahnya jalan dengan kecepatan lumayan tinggi, tapi malah berjalan lambat yang membuat orang sekitar kesal. Apalagi kendaraan yang diberhentikan paksa tersebut.
"Kalau, jalannya kecepatan seperti itu lebih baik tak usah sterilkan jalan," ujar seorang bapak mengeluh.
Hal yang lebih lucu lagi, ditengah kekisruhan itu ada salah satu pemegang bendera kuning tersebut yang mengabadikan momen tersebut. Sambil tertawa-tawa dengan temannya yang mengendarai motor.
Kepentingan
Memang ada yang mengatakan jenazah orang meninggal harus dikubur secepat mungkin. Tapi, di sini seperti banyak salah tafsir, mereka yang salah tafsir tersebut malah berbondong-bondong dalam jumlah besar mengiringi jenazah dan menganggu lalulintas.
Sebenarnya, dahulu budaya mengiringi itu ada karena tempat pemakaman masih dekat dan tidak naik kendaraan. Sehingga tidak terlalu menganggu orang lain. Sementara, tempat pemakaman umum jauh, menggunakan kendaraan, kebut-kebutan dan melanggar lalu lintas. Bukannya sampai tempat tujuan malah sampai tempat akhir hayat.
Seharusnya, polisi sebagai pihak berwajib tetap tegas kepada mereka yang melanggar aturan lalulintas. Meskipun, mereka sedang mengiringi jenazah. Karena itu berkaitan dengan keselamatan mereka dan juga membahayakan pengendara lainnya. Namun, bila polisi bertindak tegas mungkin sebuah organisasi masyarakat yang anarkis dan selalu membawa bendera agama itu akan bereaksi anarkis.
Namun, budaya seperti itu harus segera dikaji lagi, karena dalam mengiringi jenazah yang tempat pemakamannya jauh, tak perlu sampai bermobil-mobil yang mengiringi. Selain itu, kendaraan untuk pengiring pun tak usah disterilkan untuk sampai tujuan. Karena, apa guna para pengiring sampai tepat waktu. Bahkan sebenarnya, jenazah yang tempat pemakamannya jauh pun tak punya kepentingan sampai cepat. Walaupun, setelah dimandikan ia sampai semenit kemudian di pemakaman tak akan merubah situasi dan kondisi.
Semoga saja lahir sebuah kesadaran dan masyarakat Indoensia bisa memilah-milih mana yang penting dan tidak. Mana yang sesuai aturan dan tidak, mana yang benar secara umum dan tidak.
Satu minibus sirine berbunyi di posisi paling depan di antara minibus lainnya. Kendaraan sekitarnya pun akhirnya mengalah karena keberingasan para pengendara motor dengan bendera kuning yang memaksa kendaraan tersebut berhenti sampai rombongannya lewat. Ada salah satu bapak menanggapi aksi mereka dengan muka kesal.
Mengiringi Jenazah merupakan kewajiban bagi umat agama tertentu, tapi mengiringinya bukan dengan berbondong-bondong dengan menggunakan kendaraan yang banyak dan mematikan lalu lintas walau hanya sesaat. Belum lagi, para pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm. Selain itu, mereka yang mengiringi pun banyak yang melanggar aturan lalu lintas. Niat baik untuk mengiringi jenazah bisa jadi malah membuat si pengiring juga menjadi jenazah.
Fenomena yang saya lihat tadi pagi sungguh lucu, jadi si pengendara motor yang memegang bendera kuning dan tanpa helm itu memberhentikan truk dan mobil lainnya agar si kendaraan pengiring jenazah bisa lewat tanpa hambatan. Namun, bukannya si mobil pembawa jenazahnya jalan dengan kecepatan lumayan tinggi, tapi malah berjalan lambat yang membuat orang sekitar kesal. Apalagi kendaraan yang diberhentikan paksa tersebut.
"Kalau, jalannya kecepatan seperti itu lebih baik tak usah sterilkan jalan," ujar seorang bapak mengeluh.
Hal yang lebih lucu lagi, ditengah kekisruhan itu ada salah satu pemegang bendera kuning tersebut yang mengabadikan momen tersebut. Sambil tertawa-tawa dengan temannya yang mengendarai motor.
Kepentingan
Memang ada yang mengatakan jenazah orang meninggal harus dikubur secepat mungkin. Tapi, di sini seperti banyak salah tafsir, mereka yang salah tafsir tersebut malah berbondong-bondong dalam jumlah besar mengiringi jenazah dan menganggu lalulintas.
Sebenarnya, dahulu budaya mengiringi itu ada karena tempat pemakaman masih dekat dan tidak naik kendaraan. Sehingga tidak terlalu menganggu orang lain. Sementara, tempat pemakaman umum jauh, menggunakan kendaraan, kebut-kebutan dan melanggar lalu lintas. Bukannya sampai tempat tujuan malah sampai tempat akhir hayat.
Seharusnya, polisi sebagai pihak berwajib tetap tegas kepada mereka yang melanggar aturan lalulintas. Meskipun, mereka sedang mengiringi jenazah. Karena itu berkaitan dengan keselamatan mereka dan juga membahayakan pengendara lainnya. Namun, bila polisi bertindak tegas mungkin sebuah organisasi masyarakat yang anarkis dan selalu membawa bendera agama itu akan bereaksi anarkis.
Namun, budaya seperti itu harus segera dikaji lagi, karena dalam mengiringi jenazah yang tempat pemakamannya jauh, tak perlu sampai bermobil-mobil yang mengiringi. Selain itu, kendaraan untuk pengiring pun tak usah disterilkan untuk sampai tujuan. Karena, apa guna para pengiring sampai tepat waktu. Bahkan sebenarnya, jenazah yang tempat pemakamannya jauh pun tak punya kepentingan sampai cepat. Walaupun, setelah dimandikan ia sampai semenit kemudian di pemakaman tak akan merubah situasi dan kondisi.
Semoga saja lahir sebuah kesadaran dan masyarakat Indoensia bisa memilah-milih mana yang penting dan tidak. Mana yang sesuai aturan dan tidak, mana yang benar secara umum dan tidak.
Komentar
Posting Komentar