Lautan Indonesia yang memilki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan luas empat kali lebih besar daripada daratan termasuk bagian yang penting. Transportasi laut menjadi aset penting Indonesia untuk menyambungkan pulau satu dengan lainnya yang terpisah oleh lautan.
Apalagi seiring dengan bergesernya peta kekuatan perekonomian ke timur, Indonesia membutuhkan transportasi laut yang lebih baik agar menjadi kekuatan ekonomi di Asia Tenggara. Maka, untuk mendukung transportasi laut agar menjadi lebih baik, pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia harus segera berbenah diri agar tidak melewatkan peluang keuntungan ekonomi yang besar lewat transportasi laut.
Pelabuhan yang menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal bisa membangkitkan kegiatan perekonomian wilayah sekitarnya. Karena, pelabuhan merupakan bagian dari suatu sistem transportasi maupun logistik.
Faktanya, kondisi transportasi laut di Indonesia, termasuk pelabuhan masih memiliki beberapa kendala. Diantaranya, waktu tunggu sandar yang rata-rata mencapai 48 Jam. Lalu, bongkar muat kapal juga memakan waktu yang cukup lama. Waktu bongkar muat yang terlama di Indonesia terdapat pada pelabuhan, Belawan, Sumatera Utara selama 83 Jam.
Kendala lainnya, masalah waktu istirahat untuk pergantian petugas yang berlebih (Idle Time). Walaupun, di Tanjung Pinang dan Ambon waktu pergantian petugas tidak mempengaruhi produktivitas. Namun, pelabuhan yang berada di kota besar macam Tanjung Priok dan Perak menyumbang waktu yang tidak produktif tersebut selama sekitar 2 jam lebih. Belum lagi kendala akibat waktu yang direncakan tidak bekerja karena cuaca yang memburuk berperan mengurangi produktivitas tranportasi laut maupun logistik di pelabuhan.
Padahal presiden sudah menggelar rapat khusus untuk membahas masalah antrean kendaraan yang parah di sekitar lingkungan pelabuhan Merak dan Bakaheuni. Sampai pada akhirnya sudah dikeluarkan 21 jurus untuk menyelesaikan permasalahan antrean kendaraan tersebut. Namun, pasca diterbitkannya 21 jurus dari hasil rapat khusus yang dibuat presiden tersebut, belum bisa menyelesaikan permasalahan di kedua pelabuhan tersebut.
"Pada halaman 246 di buku ini diceritakan bahwa rapat khusus presiden untuk membahas antrean kendaraan yang parah di pelabuhan Merak dan Bakaheuni hingga menghasilkan 21 Jurus yang gagal itu isu basi, karena sekarang presiden sudah memulai 'blusukan' dari awal tahun 2013 ini, jika terus dilanjutkan, beliau akan tahu akar permasalahannya," Ujar Effendy Ghazali dalam acara peluncuran buku karya Bambang Suntono di Grand Indonesia.
Bambang Suntono, Wakil Menteri Perhubungan, menjabarkan berbagai rencana perkembangan tranportasi Indonesia untuk menghadapi perkembangan dunia yang semakin berpusat ke arah timur. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang membutuhkan pilihan moda transportasi dari berbagai jenis juga menjadi kebutuhan penunjang perkembangan tersebut. Buku yang berjudul Transportasi dan Investasi : Tantangan dan Perspektif Multidimensi ini menjelaskan berbagai rencana yang sudah dipersiapkan Indonesia untuk menyanggupi kebutuhan transportasi masyarakat di negeri yang berpulau lebih dari 17ribu ini.
Selain membicarakan potensi transportasi laut Indonesia, buku karya wamen perhubungan ini juga memaparkan berbagai rencana transportasi di udara dan daratan serta saling menghubungkan antar semuanya (darat, laut dan udara). Contohnya seperti rencana pembangunan jalur kereta dari pusat Jakarta langsung ke Bandara Soekarno-Hatta. Hal tersebut dilakukan untuk melancarkan arus lalu lintas dari pusat kota ke Bandara Internasional tersebut yang kerap dilanda macet parah seiring meningkatnya jumlah penumpang transportasi udara.
Kemudian, tak hanya membicarakan potensi transportasi Indonesia secara terpisah antara darat, laut, udara dan logistik. Tapi, maksud wamen perhubungan yang menulis buku ini pun menghubungkan semua jenis transportasi tersebut. Sehingga bisa menunjang perekonomian Indonesia menjadi lebih maju lagi. Salah satu multimoda yang dipaparkan oleh Bambang adalah kereta yang menghubungkan bandara dan pusat kota. Serta transportasi darat dan laut yang saling berhubungan dalam proyek trans Maluku. Selain itu juga, penyebrangan di setiap selat Indonesia seperti Selat Sunda dan digambarkan bahwa sebenarnya kapal fery itu adalah jembatan yang berjalan mengantarkan kendaraan darat untuk sampai di pulau seberang.
"Buku ini bagai iklan yang disampaikan kalangan properti, seperti, belilah rumah di sini, Jaraknya efisien, ke Semanggi hanya sepuluh menit, dan bebas banjir. Jadi seperti memberikan penerawangan ke depan untuk pembaca tentang perkembangan transportasi di Indonesia ke depannya, tinggal menghubungkan pikiran dan perbuatan para pemimpin untuk merealisasikannya," Ujar Ahli Komunikasi Politik dan Pemerhati Kebijakan Publik itu.
Tanggapan tersebut menggambarkan selain berguna untuk pengetahuan masyarakat Indonesia tentang rencana besar pihak pemerintah untuk masalah transportasi juga memberikan penawaran kepada investor tentang peluang bisnis transportasi Indonesia. Walaupun semua itu kembali ke aksi pemerintah yang mungkin bisa sesuai dan bisa juga tidak dengan rencana yang sudah dipersiapkan.
Komentar
Posting Komentar