Bus kota, bila jam awal kerja terlihat disesaki para pekerja yang berburu waktu untuk pergi ke kantornya. Di pertengahan jam kerja, bus kota kosong melompong dan keneknya kadang berkeluh kesah. Di akhir jam kantor, bus kota kembali disesaki para pekerja yang menuju rumahnya masing-masing dan kenek kerap kena caci maki dari penumpangnya karena pelayanan yang buruk.
Melihat fenomena bus kota yang seperti itu, saya terpikir membuat sebuah ibarat tentang kehidupan dari hal tersebut.
Manusia, ketika sedang bahagia, senang ia melupakan keberadaan dan kepentingan orang lain di sekitarnya. Bahkan, mungkin dia lupa pasti akan ada saatnya dia menerima sebuah rasa kesepian nantinya. Karena euforia kebahagiaan sangat mendalam dan menjulur ke seluruh tubuh manusia yang berbahagia tersebut. Walaupun orang sekitar ada yang merasa risih karena cara meluapkan kebahagiaan yang berlebihan, si manusai ini tidak peduli yang penting ia senang.
Namun, di kala susah dan kesepian, seorang manusia pasti penuh dengan keluh kesah. Merasa paling menderita tanpa melihat bahwa ada yang lebih menderita dari dia.
Tapi, uniknya, ketika di masa tidak terlalu bahagia dan tidak terlalu menderita. Manusia tidak berkeluh kesah dan tidak terlalu bereuforia, justru malah membuat seorang manusia terlihat tenang, peduli sekitar dan selalu tersenyum. (sama seperti kondisi kenek bus kota ketika busnya tidak terlalu sepi dan ramai, ia tidak keluh kesah, dan lebih ramah)
Kemudian, berbicara bus kota dan cinta, tampaknya agak nyambung sih, setelah sejam nunggu bus kota akhirnya kepikiran nulis beginian. Tapi kayaknya yang beginian pernah ditulis sih sama orang tapi gak tau siapa.
Menunggu bus kota dengan tujuan yang kita tuju itu seperti menuju cinta yang kita perkirakan menjadi kisah cinta yang terakhir.
Namun, di tengah menunggu bus tujuan kita, terkadang tak semudah menunggu semut mengambil gula yang jatuh di lantai. Terkadang si bus tujuan datang tepat waktu dan kita bisa duduk tenang sampai tujuan. Tapi terkadang si bus tujuan datangnya lama bahkan membuat menunggu hingga kaki teriak kelelahan berdiri di halte yang sedang penuh.
Ketika menunggu bus tujuan yang sangat lama itu, ternyata banyak bus tujuan lain yang bisa menjadi jalur alternatif menuju tujuan kita. DIhubungkan dengan cinta terakhir, dalam menentukan cinta terakhir kita diberikan ujian, apakah kita memilih menunggu bus tujuan yang datangnya lama dan belum tentu ada ruang buat kita duduk atau berdiri yang berarti menunggu yang kita anggap cinta terakhir tapi belum tentu dia nerima kita. Atau naik bus tujuan alternatif, yang pasti memberi ruang kita untuk di dalam dan membawa ke tempat tujuan dengan rute alternatif. Berarti, memilih kisah dengan orang lain yang siap menerima apa adanya kita.
Semua memang tergantung pilihan kita, itu sekelimet kisah bus kota
Komentar
Posting Komentar