Kabupaten Bandung hari ini gempar dengan isu hadirnya empat terduga kelompok teroris. Bahkan, menurut pemberitaan Dalam Jaringan (Daring) ternyatu baku tembak yang cukup sengit antar terduga terorris dengan Dentasemen Khusus (Densus) 88. Terduga teroris ini pun diprediksi masih satu jaringan dengan jaringan teroris di Mampang, Jakarta Selatan dan Pamulang, Tangerang Selatan.
Lalu, sebelum diindikasi adanya keberadaan empat teroris tersebut di Kabupaten Bandung, Kota Kembang tersebut juga dihebohkan dengan buronnya salah satu mantan Kapolda Jabar yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bareskrim yang tersangkut kasus korupsi dan kabarnya ia melarikan diri di Bandung dan sekitarnya.
Kehadiran isu teroris yang heboh dengan pemberitaan pula terjadi baku tembak yang sengit antara Densus 88 dengan teroris seolah membuat perhatian khalayak media berpindah dari kasus Susno yang secara mengejutkan 'Menyerahkan diri' ke lapas Cibinong ke teroris ini. Mungkin saja keesokan hari, berita di media konvensional selama beberapa hari akan ramai membahas teroris di Kabupaten Bandung ini.
Padahal, kasus Susno Duadji belum berakhir sampai di Lapas Cibinong, masih banyak pertanyaan yang timbul salah satunya adalah mengapa ia memaksa ingin dipenjarakan di LP Cibinong bukannya Sukamiskin yang sudah menjadi rumahnya tahanan para koruptor salah satunya Gayus Tambunan.
Mengenai pertanyaan di atas, dalam sebuah majalah mingguan menuliskan bahwa alasan Susno hanya ingin dieksekusi di LP Cibinong karena ia merasa terancam dengan Gayus Tambunan di Sukasmiskin Bandung yang sudah menjadi ikon penjara para koruptor. Anehnya, tersangka penyelewengan dana pengamanan Pilkada jawa Barat 2008 ini juga pelaku koruptor, kok ia malah menolk ditahan di rumahnya para koruptor.
Penulis pun memprediksi bahwa ia tak ingin dirinya punya citra koruptor, karena kalau ditahan di Sukamiskin berarti dirinya sudah lekat sekali dengan koruptor. Tapi, yang bingung kenapa ia merasa terancam oleh Gayus Tambunan? apakah ada masalah dirinya dengan Gayus?
Namun, tampaknya Susno lebih tak suka dirinya di cap sebagai koruptor, itu terlihat dari ia tak mau banyak tim besar dan pewarta yang mengikut saat mengeksekusi dia. Jadi dalam salah satu syarat Susni adalah ia hanya mau dieksekusi oleh tim kecil dan jangan terlalu riuh dengan para pewarta.
Seperti sebuah dagelan yang lucu, ketika salah satu tersangka tak mau dieksekusi dengan berbagai alasan dan malah menuntut syarat. Seperti sebuah negosiasi untuk bisnis saja, padahal si mantan kepala Bareskrim tersebut sudah terbukti bersalah.
Hobinya Mengelabui
Susno Duadji seorang ayah yang mempunyai dua putri ini pintar sekali mengelabui orang. Salah satunya saat 25 jaksa mendatangi rumah Susno di Resor Dago Pakar, Bandung untuk segera mengeksekusinya. Sempat terjadi konflik ketika Susno berteriak ke kelompok Jaksa, tapi salah satu tim jaksa membujuk Susno hingga akhirnya ia melunak. Pada akhirnya ia meminta izin mandi sebelum ikut dengan kelompok jaksa.
Namun, sudah lama ditunggu tak kunjung tiba, ada salah seorang Jaksa yang geram dan berniat mendobrak pintu kamar. Namun, tiba-tiba dari pintu itu muncul pengawal Susno sambil mengacungkan senjatanya. Faktanya ternyata Susno tidak mandi tapi ia menelpon semua orang yang bisa melindunginya saat itu. Hebatnya, perlindungan untuk tersangka kasus penyelewengan dana pengamanan pilkada Jawa Barat 2008 tersebut sangat ketat bagai mengawal orang penting untuk negeri ini.
Lucunya lagi Si bekas kepala Bareskrim ini pernah mengelabui publik dengan menjadikan Bibit S. Rianto dan Chandra M. Hamzah sebagai tersangka. Karena telah melakukan penyelidikan yang melewati batas etika yaitu dengan penyadapan serta membututi Susno yang dianggap punya peran dalam skandal Bank Century. Susno yang berang akhirnya menetapkan kedua petinggi KPK tersebut menjadi tersangka dalam kasus mafia hukum sistem komunikasi radio terpadu.
Menariknya, para petinggi KPK tersebut dijadikan tersangka oleh orang yang diindikasi punya peran dalam kasus korupsi. Namun, menanggapi kejadian tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden Indonesia membentuk tim 8 untuk menyelidiki dijadikan tersangkanya para pemimpin KPK tersebut oleh Susno yang menghasilkan bahwa proses hukum keduanya di rekayasa dan Susno dipecat dari jabatannya sebagai Bareskrim.
Selanjutnya, pemaksaan ia meminta di eksekusi di LP Cibinong pun seperti ada sesuatu yang janggal. Ada apa dengan lapas itu? belum lagi menteri Hukum dan Ham, Amir Syamsudin mengatakan bahwa biarkan Susno menenangkan diri di LP Cibinong dan permintaan ia ingin di ditahan di LP tersebut sudah sampai dalam bentuk surat pada Februari 2013. Ini semakin aneh, sebenarnya ada apa di LP tersebut?
Anehnya lagi, bila surat meminta akan di tahan di LP Cibinong dari Februari 2013, lalu apa maksudnya yang mengatakan bahwa proses hukum yang dijalaninya itu tidak sah? seperti Susno Duadji ini pintar memutarbalikkan fakta.
Selanjutnya, Amir Syamsudin mengatakan bahwa ia sudah memenuhi permintaan Susno untuk ditahan di LP Cibinong. Berarti apakah setiap tersangka bebas memilih Lapas mana yang ia akan jadikan tempat tinggal selama menjalani hukuman? Lalu kalau dikatakan biarkan si tersangka tenang di LP, bukannya tersangka di LP untuk menjalani hukuman dan bukan mencari ketenangan. Mungkin kalau mencari ketenangan lebih cocoknya mencari waktu liburan saja bukan di Lembaga Permasyarakatan.
Begitu spesialnya kah seorang Susno Duadji? hingga ia bebas memilih Lapas dan mendapatkan perlindungan hukuman. Lalu, penulis sangat penasaran sekali ada fasilitas apa di LP Cibinong hingga ia ngebet ingin ditahan di sana? ya inilah hukum negeri ini penuh dengan drama yang menarik bila dijadikan film serial televisi.
Komentar
Posting Komentar