Sekitar akhir Desember 2013 tahun lalu, Universitas Padjadjaran (Unpad) yang kampusnya dominan berada di Jatinangor, Kabupaten Sumedang ini disambangi oleh pengusaha yang juga ketua umum partai politik berlogo pohon beringin, Aburizal Bakrie bersama ahli tata negara yang sudah membuat koruptor dimanjakan remisi hasil uji materinya, Yusril Ihza Mahendra. Entah karena rindu atau apa, sekitar sebulan setelahnya, Aburizal Bakrie yang punya kisah di Sidoarjo ini kembali menyambangi kampus Kujang, sebutan untuk Unpad dengan Helikopternya yang di parkir di Stadion kesayangan kampus kujang tersebut.
Tak hanya dua tokoh yang ngebet mau jadi RI 1 itu saja yang datang ke Jatinangor. Ada pula Dahlan Iskan yang sempat berbagi rezeki dengan mahasiswa-mahasiswa beruntung mendapatkan tambahan uang jajan darinya. Paling hangat, ialah Jawa barat 1 yang pada Jumat beberapa minggu lalu menasbihkan diri sebagai Calon Presiden (Capres) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Heryawan hadir di kampus kujang tersebut. Untuk yang terakhir, acaranya di kemas dengan judul Gagasan Tokoh-Tokoh Nasional yang di dalamnya mengundang Jusuf Kalla dan rektor kampus kujang, Ganjar Kurnia (apakah dia tokoh nasional?).
Aher, sapaan imut Ahmad Heryawan, belum terlalu menggelora hingarbingar bahwa ia merupakan Capres dari PKS. Pasalnya, deklarasi Aher bersamaan dengan deklarasi Jokowi untuk menjadi Capres dari PDI-P dengan sedikit bumbu drama mencium bendera merah putih. Lantas, mata semua tertuju pada Jakarta 1 tersebut yang memang dielu-elukan entah disengaja atau tidak disengaja untuk mencalonkn diri sebagai RI 1.
Kehadiran Aher di Unpad sebenarnya sudah penulis prediksi ketika tahu bahwa ia menjadi capres dari PKS. Prediksi itu berdasarkan asumsi-asumsi yang mungkin bisa disebut berprasangka atas proximity beberapa oknum di Unpad dengan partai yang sempat heboh tersangkut kasus Sapi Impor tersebut. Sedikit meracau di media sosial setelah deklarasi Aher bahwa ia segera main-main ke Unpad untuk publisitas dirinya sebagai capres. Toh, ternyata itu kejadian juga walaupun ada aroma silat lidah bahwa ia diundang.
Pandangan bahwa ia (Aher) sekedar mengisi materi dalam seminar itu sebenarnya bisa ditampik kalau melihat judul seminarnya. "Gagasan-Gagasan Tokoh Nasional" Aher, yang beberapa waktu lalu berhasil memberikan tender panas bumi di gunung Ciremai kepada Chevron digambarkan sebagai tokoh nasional yang bisa membawa Indonesia ke arah perubahan. Walaupun, sampai detik ini, penulis masih meragukan sebutan Tokoh nasional disematkan kepada Aher. Memang di Jawa Barat 1, tapi apakah hanya karena itu ia bisa disebut tokoh nasional? indikator tokoh nasional itu apa? adakah yang bisa menggambarkan?
Menariknya, selepas acara, Aher berkelakar bahwa dirinya sepaham dengan JK dan ia merasa JK pantas menjadi wakilnya bila nanti dewi fortuna memberikan kesempatan pada istri Aher untuk menjadi seorang Ibu Presiden. Lalu, mengapa ada nada JK pantas jadi wakil presidennya dalam acara yang diadakan dalam ranah tempat pendidikan tersebut.
Namun, hal tersebut terjadi lantaran aturan yang melarang kampanye di dalam kampus itu masih tidak jelas. Para capres dan caleg masih boleh menyiratkan kampanyenya dengan nada pembelajaran politik dan tidak memakai atribut partai. Walaupun ARB pada kunjungan pertamanya jelas dalam fotonya menggunakan seragam kebanggaannya berwarna kuning. Aturan memble tersebut menjadikan peluang besar bagi para pemburu kekuasaan untuk mendapatkan suara dari kalangan muda.
Posisi lembaga eksekutif mahasiswa di sini seharusnya bisa berperan lebih dalam menggagalkan rencana-rencana tersirat dari para pemburu kekuasaan tersebut. Di sebuah kampus swasta di Bandung, ketika Prabowo datang sebagai pembicara, capres dari partai Gerindra tersebut diusir oleh lembaga eksekutif kemahasiswaan walaupun dalam pemberitaan hal tersebut terjadi karena ada masalah internal di kepanitiaannya.
Disayangkan ialah posisi lembaga Eksekutif Mahasiswa Unpad yang seolah pura-pura tidak melihat dan menganggapnya bukan hal yang buruk kehadiran berbagai orang yang berburu jadi capres. Menariknya, saat ARB berkunjung untuk kedua kalinya, sempat ada kertas menolak kehadiran pemilik grup media viva tersebut. Walaupun saat, Aburizal menapakkan kakinya di Jatinangor selebaran penolakan tersebut hilang tiba-tiba.
Kehadiran Aher sendiri bertepatan dengan kampanye terbuka untuk pilleg 9 April nanti. Memang tidak ada hubungannya dengan Aher yang merupakan seorang Capres bukan Caleg. Tapi, di sini ada bumbu-bumbu publisitas Aher sebagai Capres dari PKS yang sebelumnya saat deklarasi sempat tenggelam oleh hingar bingar deklarasi Jokowi.
Tahun Politik yang melanda Indonesia ini bisa membuat kampus menjadi ajang jualannya para pemburu kekuasaan. Sesubjektif atau sedekat apapun lembaga mahasiswa terhadap suatu partai politik atau perorangan, mahasiswa seharusnya bisa menjadi penggerak melawan penyimpangan tersirat yang dilakukan mereka (para pemburu kekuasaan). Jangan nanti ada analogi, ketika otoriter ABRI masuk kampus, ketika Demokrasi Capres koar-koar promo di kampus.
Komentar
Posting Komentar